Dia yang Maha Mengawasi atau yang Maha Menyaksikan atau yang mengamati makhluk-Nya dari saat ke saat yang tidak ada sesuatu makhlukpun yang luput dari pengawasan-Nya. Allah mengawasi, menyaksikan dan mengamati segala sesuatu dengan pandangan-Nya, pendengaran-Nya serta dengan ilmu-Nya.
'Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu dan daripadanya Allah menciptakan isterinya dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak, dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya, saling meminta satu sama lain dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu' [An Nisa:1]
'Tidak halal bagimu mengawini perempuan-perempuan sesudah itu dan tidak boleh (pula) mengganti mereka dengan isteri-isteri (yang lain), meskipun kecantikannya menarik hatimu kecuali perempuan-perempuan (hamba sahaya) yang kamu miliki. dan adalah Allah maha mengawasi segala sesuatu' [Al Ahzab:52]
'Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya yaitu: "sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu" dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada diantara mereka. maka setelah engkau wafatkan (angkat) aku, engkau-lah yang mengawasi mereka, dan engkau adalah maha menyaksikan atas segala sesuatu. jika engkau menyiksa mereka maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba engkau dan jika engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya engkaulah yang maha perkasa lagi maha bijaksana' [Al Maaidah:117~118]
Sifat menjaga dan memperhatikan (mengawasi) dalam diri manusia hanya terpuji jika dijaga dan diperhatikan adalah Tuhannya dan hatinya. Hal itu terjadi kalau dirinya mengetahui bahwa Allah azza wa jalla memperhatikannya dan melihatnya dalam setiap keadaan, dia juga tahu bahwa jiwa rendahnya sendiri adalah musuhnya dan setan adalah musuhnya. Keduanya senantiasa mengambil kesempatan untuk mendorongnya menjadi lalai dan durhaka
Rasulullah Saw bersabda: 'Ingatlah!, Sesungguhnya didalam jasad terdapat segumpal daging yang apabila baik, baiklah semua jasadnya. Dan apabila jelek maka jeleklah seluruh jasadnya. Ketahuilah bahwa itu adalah hati' [Bukhari, muslim]
Qalb (hati adalah anggota bathin yang berada didalam jasad. Seorang manusia bergantung pada hati dan akalnya. Hati adalah anggota yang paling mulia, dinamakan Qalb (hati) karena menyebabkan pikiran cepat timbul dan berubah. 'Tiadalah manusia disebut insan (manusia), melainkan karena lupanya dan tiadalah (hati) dinamakan Kalbu melainkan berubah-ubahnya'
Sesungguhnya, baik dan rusaknya badan itu bergantung baik dan rusaknya hati, karena hati adalah tempat dimulainya gerakan badan dan kehendak jiwa. Kehendak yang baik timbul karena hati selamat dari penyakit-penyakit bathin, seperti hasud, kikir, dengki, sombong dan lainnya. Hati itu seperti mata air dan jasadnya seperti ladang, jika airnya tawar, tawarlah tumbuhannya, dan jika airnya asin, asinlah tumbuhannya. Dan hati itupun seperti tanah, jasad seperti tanamannya.
'Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (kami) bagi orang-orang yang bersyukur' [Al A'raaf:58]
Hati menjadi baik karena enam perkara
(1)-Membaca Al-Qur'an dan memahaminya.
(2)-Mengosongkan perut.
(3)-Shalat malam.
(4)-Merendahkan hati kepada Allah SWT.
(5)-Duduk bersama orang-orang yang saleh.
(6)-Makan makanan yang halal.
Rasulullah Saw bersabda: 'Sesungguhnya bagi Allah itu terdapat wadah-wadah, ketahuilah bahwa wadah-wadah itu adalah hati. Hati yang paling dekat kepada Allah adalah hati yang lembut, jernih dan teguh'
'Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka) dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. dan kebanyakan diantara mereka adalah orang-orang yang fasik' [Al Hadid:16]
Hati orang kafir adalah wadah yang rusak yang tidak akan masuk kedalamnya suatu kebaikanpun.
Hati orang munafik adalah wadah yang pecah jika sesuatu dimasukkan kedalamnya maka ia akan keluar dari wadahnya.
Hati orang beriman adalah wadah yang baik, yang jika dimasukkan kebaikan kedalamnya, ia akan memenuhi wadah itu.
Perkara yang pertama jatuh kedalam hati adalah kelalaian (ghaflah).
Perkara yang pertama jatuh kedalam hati adalah kelalaian (gaflah).
Jika Allah SWT membangunkannya, hati itu tidak akan lalai.
Jika Allah tidak membangunkannya, gaflah itu akan menjadi suara hati (khatrah).
Jika Allah menolak, khatrah tidak akan menjadi pikiran (Fikrah) dan
Jika Allah tidak menolaknya, khatrah menjadi fikrah.
Jika Allah memalingkannya, fikrah tidak akan menjadi kemauan yang teguh (azmah) dan jika tidak memalingkannya, fikrahpun menjadi azmah (kemauan yang teguh) apabila Allah menjaga azmahnya, tidak akan jatuh kedalam kemaksiatan, dan jika Allah tidak menjaganya terjerembablah ia kedalam kemaksiatan.
Jika Allah menyelamatkan dari kemaksiatan karena dirinya bertobat, hati tidak akan menjadi keras dan jika Allah melunakkan hatinya, tidak akan menjadi watak dan jika Allah melunakkannya, Qaswatul Quluub (hati yang keras) akan menjadi watak dan menutupinya.
'Sekali-kali tidak (demikian). Sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka' [Al Muthaffifin:14).
'Hati orang yang beriman itu bersih bagaikan cermin, tidak datang setan kepadanya membawa sesuatu, kecuali dirinya mengetahuinya. Apabila dia berbuat dosa, Allah melemparkan kedalam hatinya sebuah titik hitam. Apabila Allah menerima taubatnya, dihapuskan dosanya. Jika berkehendak, titik-titik hitam itu menjadi hitamlah hatinya. Jika keadaannya sudah demikian, nasehat baginya kurang bermanfaat' [Syekh Ibrahim]
'Dosa diatas dosa akan menggelapkan hati, hingga hati menjadi hitam' [Syekh Hasan Al Bashri]
Hidupnya hati adalah iman, dan matinya hati adalah kufur. Sehatnya hati adalah taat dan sakitnya hati adalah kemaksiatan. Bangunnya hati adalah DZIKRULLAH dan tidurnya hati adalah lalai dari mengingat Allah
Rasulullah Saw bersabda: 'Janganlah kamu sekalian banyak bicara tanpa ingat kepada Allah, (karena jika begitu) maka hatimu akan menjadi keras'. '(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram'.